Segala Sesuatu Tak Seperti Tampaknya...

Dua malaikat sedang melakukan perjalanan. Ketika malam tiba mereka berhenti dan bermaksud menginap di sebuah rumah miliki keluarga kaya. Keluarga itu sangat kasar dan menolak malaikat itu untuk tinggal di kamar tamu mereka.Malah menyediakan ruang bawah tanah yang dingin sebagai tempat menginap bagi kedua malaikat itu.

Malam itu, ketika kedua malaikat itu tidur di atas lantai yang keras dan dingin, malaikat yang lebih tua melihat ada lubang didinding. Kemudian ia memperbaikinya.Ketika malaikat yang lebih muda menanyakan mengapa ia melakukan kebaikan pada keluarga yang telah berlaku tidak sopan itu, malaikat yang lebih tua menjawab, “Segala sesuatu itu tak selalu sebagaimana tampaknya.”

Esok malamnya, kedua malaikat itu singgah di rumah keluarga petani yang sangat miskin, namun ramah. Mereka membagi makanan, dan mempersilakan kedua malaikat itu tidur di tempat tidur mereka. Malam itu mereka tertidur dengan nyenyak.

Keesokan harinya, ketika matahari terbit, kedua malaikat itu melihat keluarga petani miskin itu bersimbahkan air mata. Satu-satunya sapi perah yang menjadi sumber penghasilan mereka telah mati.

Malaikat yang lebih muda merasa sedih dan marah pada malaikat yang lebih tua, “Mengapa kau tega membiarkan semua ini terjadi! Ketika kau menginap di rumah orang kaya itu,kau malah menolong mereka memperbaiki lubang rumah mereka. Sedangkan kau sama sekali tidak mau menolong keluarga petani miskin yang telah berbaik hati ini!
Kau bahkan membiarkan sapi mereka mati begitu saja.”

“Segala sesuatu itu tak selalu sebagaimana tampaknya,” jawab malaikat yang lebih tua.”Ketika kita tidur di ruang bawah tanah milik keluarga kaya itu, aku melihat ada timbunan emas di dalam lubang di dinding. Aku tahu pemilik rumah itu sangat serakah ingin memiliki harta sebanyak-banyaknya namun tidak mau membagi pada orang lain, maka aku tutup saja lubang di dinding itu sehingga mereka tidak bisa menemukannya.

Sedangkan, tadi malam ketika kita tidur dirumah petani miskin itu, malaikat pencabut nyawa datang untuk mencabut nyawa istri petani itu. Aku katakan mengenai kebaikan mereka dan lebih baik kau cabut nyawa sapi miliki mereka.

Maka, segala sesuatu itu tak selalu sebagaimana tampaknya.”

Share on Google Plus

About Elang Raja

Menulis, menyusun, menyimpan dan mengingat beberapa gal yang sudah dan ingin ditelusuri dalam keseharian yang biasa biasa saja ini.

0 comments:

Post a Comment