Melihat Iklan

Aku kebingungan mo nulis prolog untuk ngungkapin perasaan pada iklan Lebaran Pertamina.
Yeagh.. Menikmati liburan yang kadang ndak aku butuhkan seperti ini, akhirnya pelampiasannya menikmati tontonan televisi aja seharian.
Dari kebanyakan tontonan yang aku lihat, memang kebanyakan aku melihatnya dari berbagai sisi. Mana aja yang enak buat di rasakan dan dinikmati aja.. Wqeqeqe
Salah satunya yaitu kadang aku menunggu iklan baru yang kadang menarik dan mencuit hati..
Seperti iklan Lebaran dari Pertamina.
Kalau pada bulan puasa ditampilkan iklan saat seorang bapak bapak sedang sibuk dan marah marah di telepon akan mengisi bensin di SPBU milik Pertamina. Kekesalan nampak di wajah bapak saat menelepon, dan sesuai peraturan di manapun SPBU, pelayan SPBU mengingatkan bapak tersebut dengan ramah agar mematikan teleponnya dulu. Adegan selanjutnya, saat selesai mengisi bensin mobil, bedug berbunyi tanda waktu buka. Perasaan bersyukur diperlihatkan dari wajah dan apresiasi dari sang pelayan SPBU. Dengan santun pelayan SPBU menawarkan bapak tersebut untuk berbuka puasa di SPBU tersebut. Dengan kesal bapak tersebut menjawab "ndak usah.." dan berlalu. Dan dengan masih kesantunannya, pelayan SPBU masih mengucapkan terima kasih dan melambaikan tangan pada mobil yang berlalu ditambah dengan senyuman ikhlas.
Yang menarik, dan membuat aku penasaran siapa produser dari iklan ini adalah, rupanya iklan ini bersambung dengan adegan lain saat menginjak hari Lebaran.
Dikisahkan saat Lebaran, bapak tersebut kembali mengisi bensin lagi di SPBU tersebut dengan keluarganya. Bapak tersebut teringat akan saat ia kesal dulu dan dilayani dengan baik oleh pelayan SPBU yang sama. Ditampilkan kemudian, bapak tersebut meminta maaf dan mengucapkan salam silaturahmi lebaran pada pelayan tersebut.
Jujur.. Dan aku bukan bersikap sok, jika hampir saja menetes air mata dariku saat melihat adegan iklan ini pertama kali.
Melihat iklan, kadang menjadi cermin bagi diriku sendiri.. Bahwa hidup bisa dinikmati dengan indah.. Wqeqeqeqeqe..
Walaupun aku kecewa dengan "director" iklan tersebut yang terlalu menampilkan keikhlasan dari sang pelayan dengan berlebihan. Kesantunan dan keikhlasan pelayan tersebut, jika dengan bahasaku kusebut kesantunan dan keramahan "akademik"... Kesantunan dan keramahan yang memang dianjurkan dan diajarkan.. Dan maaf jika dalam hidupku, aku belum pernah menjumpai ketulusan yang seperti itu.. Mungkin memang ada orang seperti yang ditampilkan oleh sang pelayan di luar sana.. Tapi sayang, aku belum pernah bertemu dengan kesantunan seperti itu.. Wqeqeqeqeqe...
Share on Google Plus

About Elang Raja

Menulis, menyusun, menyimpan dan mengingat beberapa gal yang sudah dan ingin ditelusuri dalam keseharian yang biasa biasa saja ini.

0 comments:

Post a Comment