Kisah Genting..

Semalem abis datang ke undangan syukuran khitanan tetangga. Dah lama aku ndak bersosialisasi kayak tadi malem. Ngumpul bareng tetangga, melewati acara demi acara.
Nggak ada yang istimewa sech.. Tapi aku jadi mikir sejenak, dah berapa tahun yah, aku ndak jalani kayak gini. Datang ke majelis yang sebagian besar bertujuan syiar Islam. Kalo pas muda dulu sech, ndak pernah terlewatkan pengajian di manapun. Selalu hadir sama sama temen temen IRIS, entah dengan tujuan sekedar ngumpul ngumpul, ataupun dengan tujuan murni beribadah. Menambah ilmu dari pengajian yang disampaikan.
Semalem aku banyak dapet kisah kisah pelajaran. Dari kisah Nabi yang terlalu sering didengar dan dibaca, sampai kisah improvisasi dari dai yang diundang.
Satu kisah yang masuk ke pikiranku adalah kisah genting, yang begitu besar pengorbanannya untuk bertahan dan mengabdi. Kisah genting yang diawali dari tanah liat kotor dan tempatnya di bawah kaki kita.Melewati proses selanjutnya, tanah itu dicampur air, dicampur dengan kotoran agar semakin liat, dan akhirnya di injak injak untuk dicetak. Proses itu berlanjut dengan dimasukkannya ke cetakan, ditekan tekan.. Belum lagi proses selanjutnya, yang akhirnya genting tersebut di jemur di pansa terik matahari, dan akhirnya dibakar untuk menyelesaikan proses pembuatannya. Dan saat ianya sudah cantik dan kuat, genting tersebut dipasang lagi di rumah kita, ditempat tertinggi di rumah kita, tapi tetap saja ia harus melawan terik matahari lagi.
Apa yang kita dapat dari kisah tersebut tergantung sudut pandang kita masing masing terhadap hidup ini. Kita bisa melihat pengorbanan besar dari sebuah genting, Ataupun kita dapat melihat proses berat dari genting, agar dapat meningkat tarafnya. Dari tanah kotor di bawah kaki kita, menjadi tinggi lebih tinggi dari kepala kita.
Aku melihat kisah tersebut dari berbagai sisi.
Yang jelas, banyak hal yang bisa kuambil. Untuk mengingatkan aku sendiri, adakah aku telah melakukan usaha keras agar dapat menaikkan taraf hidupku, ataukah aku hanya menjadi penonton dari sisi sisi banyak kehidupan..
Share on Google Plus

About Elang Raja

Menulis, menyusun, menyimpan dan mengingat beberapa gal yang sudah dan ingin ditelusuri dalam keseharian yang biasa biasa saja ini.

0 comments:

Post a Comment